Ambil Kesempatan

Tok! Tok!
“Ya, siapa di sana?”
“Ini Saya, kesempatan.”
“Nggak usah ngibul deh. Kesempatan tidak pernah mengetuk dua kali.”

(Norman Dale)

Jangan pernah membiarkan sebuah kesempatan datang dan berlalu begitu saja. Bersiaplah dengan mata terjaga terhadap setiap kesempatan yang datang pada anda. Kemudian raih dan peluklah kesempatan tersebut.
” The secret of success is to be ready when your opportunity comes.” Begitu nasehat dari Benjamin Disraeli.
Suatu ketika saat di kelas tiga SMA saya diminta menjadi pembicara di sebuah seminar. Ini akan menjadi kali pertama saya tampil sebagai pembicara, pikir saya. Betapa terkejutnya saya kemudian, ternyata peserta bukan hanya dari kalangan SMA, namun juga Baca lebih lanjut

KLINIK MOTIVASI

SIMAK KLINIK MOTIVASI
TIAP SABTU JAM 15.45 – 17.00
DI ABDI PERSADA FM
DIASUH OLEH:
FAUZAN MUTTAQIEN (QUANTUM SPIRIT TRAINING and EDUCATION)
Anda bisa berpartisipasi lewat telepon dan sms

REFERRED PAIN (NYERI ALIH)

Dalam dunia medis kita mengenal istilah referred pain atau nyeri alih. Mekanisme ini sebenarnya sederhana, namun gara-gara bentuk nyeri alih ini seringkali seorang dokter salah memberikan terapi kepada pasien. Angina misalnya, sakitnya bisa saja tidak di dada, bisa ke lengan atas, ke punggung atau ke kepala… apa jadinya bila si dokter malah mengobati masalah kepalanya? Tentunya tidak lucu.

Hal yang sama jadi momoknya adalah di dunia psikologis dan pendidikan. Ada mekanisme referred pain yang sebenarnya juga awalnya sederhana, namun malah menjadi momok ketika hal tersebut dibiarkan.

Pernahkah anda memperhatikan bentuk pendidikan yang diajarkan orangtua kepada para balitanya? Salah satu hal yang saya perhatikan adalah seringnya para orangtua mengajarkan mekanisme nyeri alih atau referred pain ini.

Misalnya seperti ini. Ketika seorang balita terjatuh karena terpeleset di lantai yang agak licin, maka si balita akan menangis dengan keras. Si orangtua pun dengan dengan berbagai cara berusaha meredakan tangis anaknya. Salah satu cara yang paling ampuh seperti ini… “Catuk lantainya nak ai….dasar lantai nakal….” Maka si anak pun memukul lantai yang membuatnya jatuh itu. Cara ini lumayan ampuh. Tangis si balita mereda. Melihat kesuksesan cara itu, maka si orangtua akan menerapkannya dalam kasus-kasus yang lain. Saat anak menangis karena terantuk meja, kejepit pintu, dan lain sebagainya. Tindakan ini sepertinya tidak bermasalah. Toh, si balita berhenti menangis, dan orangtua pun lega. Tapi tanpa disadari Baca lebih lanjut